Mencintai seseorang seringkali meminta segalanya, sadar atau tidak. Semakin dalam perasaan cinta tersebut, semakin hilang juga sisi "aku" dalam "kami". Padahal, tidak seharusnya begitu. Manusia dewasa seharusnya tetap berdikari, tetap menjalani hidupnya sebagai individu yang bebas sebelum menjadi pasangan. Cinta tidak seharusnya menghilangkan diri sendiri di dalam perjalanannya.
Jika terlanjur terlalu terikat dengan pasangan, mungkin ada beberapa langkah yang harus mulai dilakukan untuk menjaga "Aku" tetap ada.
1. Mundur Sejenak dan Evaluasi
Ada baiknya kita mundur sejenak dan mulai mengevaluasi yang terjadi. Misalnya dengan membuat daftar "Aku Sebelum Kami" dan "Aku Setelah Kami". Dari daftar ini, kita bisa mengidentifikasi apa saja yang perubahan yang terjadi. Seperti hobi, minat, teman, dan tujuan hidup. Evaluasi seberapa banyak yang hilang dan berubah mengikuti pasangan.
Selain itu, penting juga untuk mengakui adanya ketergantungan. Seperti rasa bersalah atau kesulitan saat melakukan aktivitas sendirian, menghabiskan waktu sendiri, atau tanpa pasangan.
2. Sediakan Waktu Sendiri
Menghadirkan kembali "Aku" dalam "Kami" membutuhkan usaha dari kedua belah pihak. Kita bisa menyediakan waktu sendiri selama beberapa menit setiap hari atau meluangkan satu hari dalam sepekan untuk dinikmati sendiri.
Selama waktu sendiri ini, tentukan batasan yang dirasa perlu. Seperti tidak saling menghubungi kecuali penting dan mendesak. Dengan adanya pembatasan ini, secara tidak langsung kita juga menghadirkan kepercayaan pada pasangan dan mengurangi kecemasan akan perpisahan.
3. Buat Project Kecil atau Jalani Hobi Lama
Saat menjalani hubungan, seringkali tanpa sadar kita mengabaikan sesuatu yang kita sukai demi pasangan. Hobi, minat, atau project lama dan baru yang sempat ditinggalkan bisa kita ambil lagi dan mulai ulang. Jika tidak terlalu bergairah dengan hal lama, kita juga selalu memiliki opsi untuk memulai sesuatu yang baru.
Kita bisa mulai dari hal sederhana seperti menonton film pilihan sendiri. Memulai project baru yang tidak ada hubungannya dengan pasangan juga bisa jadi opsi, misalnya dengan belajar bahasa baru, menabung untuk solo travelling, dan lain-lain.
4. Mulai Berlatih Komunikasi Diri
Jika biasanya kita terbiasa membicarakan sesuatu dari sudut pandang "Kami" sebagai pasangan, ini saatnya kita membiasakan diri bicara dari sudut pandang "Aku" sebagai individu. Alih-alih mengatakan, "Kami harus berlibur ke Eropa karena itu impian kami", kita bisa belajar mengatakan, "Aku ingin liburan ke Jepang tahun depan." Meskipun sederhana, cara ini seperti menghadirkan kembali diri kita sebagai individu. Kita bisa menggunakan ini saat bicara tentang perasaan, kebutuhan, atau keinginan.
Selain itu, kita juga bisa mulai belajar mendengar sebagai teman. Hubungan yang berlangsung lama seringkali membuat kita merasa bahwa kita dan pasangan adalah satu kesatuan. Sehingga, saat mendengar pasangan bercerita, kita menjadi lebih subjektif dan emosional. Dengan menempatkan diri sebagai teman, kita bisa belajar mendengar cerita pasangan dengan lebih objektif dan menghargai perbedaan yang ada.
5. Rayakan Diri Bersama-Sama
Setelah menghadirkan ruang pribadi dalam kehidupan berpasangan, kita dapat merayakannya dengan bahagia. Bertemu pasangan dan menikmati quality time sebagai dua individu yang saling menyayangi, menghormati perbedaan, dan suasana yang lebih segar. Bukan sebagai dua orang yang saling lelah karena bersama-sama terus menerus.
Yang perlu diingat, sediakan juga ruang untuk menerima tanpa ekspektasi. Sehingga setiap waktu bersama terasa seperti momen-momen awal jatuh cinta dengan pasangan. Membahagiakan sekaligus saling mengisi.
