September sudah pertengahan jalan, tapi challenge yang seharusnya selesai Januari ini juga masih setengah jalan. Ternyata tidak mudah ya untuk menulis sesuatu mengikuti challenge.

Tapi ya sudah, mari coba lakukan sebisanya sampai akhir tahun ini!

Kalau bicara tentang warna, aku jadi teringat kalau aku tidak punya warna favorit secara khusus. Suatu waktu, aku menyukai warna ungu. Lalu biru, lalu hitam, lalu merah, apa saja.

Karena itu, tidak ada satu warna pun yang mempresentasikan aku secara tepat.

Kamu mungkin punya satu teman yang membuatmu ingat dengannya setiap kali melihat warna tertentu. Aku bukan teman seperti itu.


Tapi kalau harus mendefinisikan diri sebagai warna, mungkin ungu adalah warna yang relatif pas. Sebelum menikah, aku selalu mengira kalau aku adalah ungu pekat, hampir hitam atau biru. Sebuah pribadi yang tampak tidak peduli, misterius, dan tenggelam dalam dunianya.

Setelah menikah, aku menjadi ungu muda. Hampir terlihat seperti pink. Pribadi yang centil, manja, dan ramah.

Sebenarnya, bukan pernikahan yang mengubahku. Tapi perasaan aman membuat sisi diriku yang lebih fragile bisa muncul dengan aman. Sehingga aku juga jadi lebih percaya diri menunjukkan sisi diriku yang selama ini tersembunyi.

Begitu…

Sudah. Kalau warna dirimu, apa?