I don't really recall any book that change me. Sejak aku bisa mengingat, rasanya aku sudah bersahabat dengan bacaan. Bahkan sejak aku belum lancar membaca. Memori pertamaku dengan tulisan mungkin sangat aku mengeja jajaran huruf di headline koran. 

Rasanya keren saja membaca tulisan sebesar koran. Saat itu, aku bahkan belum tahu bagaimana memegang lembaran koran sebesar itu. 

Masuk ke usia SD, aku tidak punya banyak teman. Mungkin aku dibully, atau karena aku terlalu aneh, jadi cukup sedikit anak yang mau berteman denganku. Praktis, buku jadi sahabat terbaik.

Saat aku TK, ibuku bekerja sebagai penjaga perpustakaan di SD. Jadi, setiap pulang sekolah, aku mampir dan menghabiskan sisa hari dengan membaca di perpustakaan sekolah tersebut. Kebiasaan ini berlanjut saat SD, meskipun bukan ibuku lagi penjaga perpustakaannya.

Kebiasaan membaca ini membuatku semakin jauh dari teman-teman. Mereka tidak cukup mengerti dan tertarik dengan omonganku yang sangat teori (katanya). Kata orang dewasa, aku pintar. Tapi kehidupan sosialku berantakan.

Masuk ke SMP, aku mulai terbiasa dengan buku-buku motivasi dan semacam Chicken Soup. Sedikit banyak, aku belajar berkomunikasi dan berinteraksi dengan bantuan buku-buku tersebut.

Sayangnya, fase kuliah ada masa Reading Slump-ku. Aku menjadi terlalu banyak menonton anime dan film. Reading Slump tersebut berlangsung sangat lama. Mungkin sekitar 1 dekade. Sampai akhirnya aku kembali menikmati baca buku sejak akhir tahun lalu. Kemudian, aku merasa seperti sebagian diriku yang hilang, kembali lagi.

Sebenarnya, tidak ada satu buku yang secara spesifik mengubahku. Perkenalan dengan buku membuatku mampu bertahan saat aku masih tertatih berinteraksi dengan manusia. Buku juga menemaniku saat aku kesepian dan bingung. Pada akhirnya, buku juga membuatku kembali merasakan diri sendiri lagi.

Kalau boleh dibilang, mungkin sejak lama, aku dan buku adalah suatu kesatuan. Seperti manusia dan makanan. Tidak ada makanan yang benar-benar mengubah manusia. Tapi mungkin, ada satu dua makanan yang disukai, tidak disukai, bahkan ditinggalkan atau dikonsumsi untuk menjaga kesehatan.

Makanan yang kita konsumsi dan tinggalkan itu juga bisa berubah-ubah. Sesuai usia dan kebutuhan. Bagiku, hubunganku dengan buku juga seperti itu. Ada satu buku yang terasa inspiring sekali di satu fase hidup. Seiring waktu, buku-buku baru datang. Bacaan kita pun semakin berkembang mengikuti fase hidup dan perkembangan zaman. Ya kan?