Ya, aku tahu ini bukan Januari lagi. Sebelum mulai, aku ingin mengaku sedikit. Januari kemarin, aku sengaja berhenti menulis Bloganuary. 

Alasannya sederhana saja, aku tidak suka dengan gaya tulisanku saat menulis seri ini. Rasanya seperti gaya tulisanku di era 2010-an. Awal-awal aku mengenal blog. 

Jadi, aku sengaja menjeda. Ditambah kesibukan ini itu, tiba-tiba saja sudah Mei lagi. Haha.

Oke, kembali ke judul.


Hadiah yang Berkesan

Sepanjang hidup, tidak banyak hadiah yang pernah kuterima. Aku lahir bulan Juli. Entah berhubungan atau tidak, tanggal lahirku selalu saat liburan sekolah atau pekan awal kelas baru. Praktis, jarang ada yang ingat hari lahirku.

Tumbuh jadi anak yang canggung mungkin juga jadi alasan lainnya. Kata orang, kita mendapatkan apa yang kita tanam. Aku terlalu canggung untuk memilih dan memberi hadiah. Jadi, aku jaraaanggg sekali memberi hadiah pada orang lain. Mungkin karena itu juga aku jarang mendapat hadiah.

Pada dasarnya, semua hadiah adalah pemberian yang berkesan. Aku pernah mendapat ikan yang terbuat dari kerang dan buku catatan yang manis saat kuliah. Lain tahun, seorang teman memberikan satu set concealer dan tas branded di tahun lainnya. 

Ada juga teman yang memberikan manekin, kartu pos, dan teh gratisan dari hotel ketika dia menginap di salah satu negara. 

Saat tahun kedua kuliah, ibuku membelikan boneka Angry Bird yang besar sekali. Boneka pertama yang aku punya di masa sekolah. Juga motor Beat yang kuberi nama Aoshiro. Lucu sekali kalau diingat.


Hadiah Paling Berkesan

Tapi yang terbaik, tentu saja hadiah dari Tuhan. Seorang suami yang datang saat umurku 27 tahun.

Lucu bagaimana hampir semua doa kecil yang dapat kuingat bisa mengejawantah jadi sesosok manusia. Sampai kini pun, aku masih selalu bersyukur akan hadirnya. Sangat bersyukur sampai kadang mengambek kecil karena hal yang ada-ada saja.

Itu saja. Tentang bagaimana suamiku, mungkin lain kali akan kuceritakan. Soalnya nanti jadi terlalu panjang. Haha



Bloopers: how we interact on daily basis