Mungkin aku boleh mengatakan kalau diriku cukup beruntung soal mimpi dan cita-cita. Semesta seakan mengarahkanku selalu pada pekerjaan-pekerjaan yang aku inginkan. Meski awalnya sempat tidak pasti, tapi perlahan aku semakin tenggelam pada pekerjaan yang kusuka.

Aku pernah berpikir kalau aku tidak ingin meninggalkan kegiatan menulis lagi. Aku juga pernah berpikir untuk bisa mendapatkan uang dari menulis. Sebuah harapan yang naif, mungkin. Tapi akhirnya tercapai.

Aku pernah berpikir supaya bisa membantu orang lain dengan memberikan pekerjaan. Dan saat ini, aku mengarah ke sana, pelan-pelan. Meski belum banyak orang, meski nominalnya juga belum terlalu besar. Tapi aku positif mungkin dalam beberapa tahun, hal itu bisa sungguhan terjadi.

Tanpa aku rencanakan, jalan yang kulalui membuatku berani berpikir untuk membuat usaha sendiri. Mungkin mendirikan PT Perseorangan kalau memungkinkan. Siapa yang tahu? Meskipun pada awalnya aku tidak berpikir ke arah ini sama sekali.


Hanya saja...

Tidak ada yang bilang kalau memulai usaha itu seberat ini. Sebagian besarnya tetap harus kukerjakan sendirian. Kadang, orderan yang masuk juga membuatku cukup kewalahan. Sehingga mau tidak mau, aku harus meminta bantuan.

Kadang tulisan yang masuk tidak sesuai harapan. Akhirnya, aku harus merapikannya lagi. Bahkan hampir 90 persen tulisan harus kutulis ulang. Padahal waktu tenggat tinggal beberapa jam lagi. Mau tidak mau, aku merelakan beberapa jam waktu tidurku.

Kadang, aku menemukan orang yang bilang kalau pekerjaanku menyenangkan. "Hanya" menulis saja, lalu bisa dapat uang. Mereka memintaku untuk mengajari mereka mencari uang dengan caraku. Tapi tidak mau melalui lika likunya.


Kadang aku kewalahan. Merasa bersalah dan tidak cukup berdaya. Merasa segalanya harus kuselesaikan sendirian. Aku lelah.

Tapi aku merasa tidak pantas bilang lelah. Sebab semuanya kan pilihanku. Orang lain tidak bertanggung jawab terhadap jalan hidup yang kupilih. Jadi aku sedih saja sendirian. Kadang rasanya seperti tercekat. Tapi yasudahlah.

Tuhan memberiku jalan menuju apa yang kuharapkan. Tapi kan Dia tidak bilang kalau jalannya akan selalu mudah dan menyenangkan. Jika selancar itu, semua orang akan jadi pengusaha. Dan jalannya akan sangat ramai dan penuh.


Lalu, kubilang pada diriku, kalau rasa sedihnya nanti akan hilang. Rasa tercekatnya juga akan pergi. Dan setiap klien kan hanya akan berakhir pada dua kondisi: memesan kembali atau pergi. Yang terpenting, aku sudah mengusahakan yang paling bisa kulakukan.