Desember sepertinya akan jadi bulan yang sibuk ke depannya. Di akhir tahun, perusahaan biasanya jadi lebih sibuk. Secara tidak langsung, load pekerjaan juga akan cukup banyak --- tentu saja kalau kita bekerja.

Untuk diri sendiri sebenarnya juga tidak jauh berbeda. Desember seakan merangkum perjalanan dalam setahun. Wrap up. Kalau meminjam istilah masa kini. Evaluasi pencapaian dan yang tidak tercapai.

Dan persiapan tahun baru. Target baru. Rencana baru. Dan slogan New Year New Me yang terbakar sampai hari ke 3 Januari. Ehehe.


Kasak-Kusuk Desember di Keluargaku

Tapi bukan hanya itu.. 

Desember juga jadi hari lahir orang tua suami. Dua-duanya. Seperti aku dan suami yang lahir di bulan yang sama.

Aku tidak tahu, sih, akan ada perayaan makan-makan atau tidak. Seingatku sih selalu ada. Setidaknya sejak pertama kali aku mengenal suami.

Ngomong-ngomong, kali pertama aku bertemu keluarga suami juga saat momen makan-makan ulang tahun orang tuanya.

Dengan timeline yang unik begitu, ada kemungkinan kami keluar beberapa kali saat Desember tiba. Selain untuk makan-makan, juga mungkin untuk cari kado ulang tahun, dan satu kali untuk main ke rumah orang tuaku.


Akhir Pekan dan 8000 Langkah

Foto di atas diambil di dalam lift Stasiun Universitas Pancasila setelah kami mendadak pergi ke Margo City.

Biasanya, aku dan suami akan pergi seharian sampai malam. Tapi kemarin rasanya lebih ingin di rumah saja. Akhirnya, kami berangkat sehabis dzuhur. Setelah menemukan barang yang dicari dan makan siang (yang kesorean), kami pulang. Dan sampai di rumah sebelum maghrib.

Saat melihat smartwatch, rupanya aku sudah berjalan lebih dari 8000 langkah. Saat awal menikah, 8000 langkah terasa banyak dan melelahkan sekali. Sekarang, 8000 langkah ternyata cukup biasa saja. Bahkan beberapa pekan lalu aku pernah berjalan sampai 10 ribu langkah dan tidak terlalu pegal. 

Rekor ku ada di kisaran 12 ribu atau 15 ribu langkah. Rasanya sakit sekali dan panas. Begitu sampai di rumah, aku langsung tepar dan tidur sampai besok siangnya. Sempat dioles counterpain, tapi panasnya malah membuatku ingin menangis. Hiks.