Weekend ini akhirnya memutuskan untuk pergi ke luar rumah. Awalnya sih pengen naik kereta aja. Karena sepertinya menyenangkan melihat pemandangan pesawahan sepanjang jalan. Tipikal perjalanan naik kereta jarak jauh.

Sayangnya, untuk naik kereta jarak jauh, perlu swab atau PCR sebelumnya. Yang... jujur saja belum pengen. Hehe. Akhirnya, aku dan suami memutuskan untuk naik kereta Jabodetabek saja. Ke stasiun ujung yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya.

Akhirnya, kami memutuskan untuk pergi ke Tangerang. Berangkat langsung setelah shalat ashar. Dan ya, ternyata tidak terlalu rumit.


Persyaratan Naik KRL

Ini pertama kalinya aku naik Commuter Line setelah masa PPKM. Tidak banyak yang berubah sebenarnya. Hanya saja, kali ini ada QR Code yang perlu discan di pintu masuk dan keluar stasiun. Kalau tidak terlihat, ada petugas penjaga stasiun yang duduk di pintu masuk, dan ada QR Code yang tertempel di mejanya.

Cara Scan QR Code

Setahuku, ada dua cara untuk scan QR Code yang bisa dilakukan. Pertama, tentu saja lewat aplikasi Peduli Lindungi. Tinggal buka aplikasinya, nyalakan perizinan yang diperlukan, lalu scan. Selesai.

Tapi, kalau kamu termasuk yang gak percaya sama aplikasi satu ini. Kamu masih bisa scan QR Code tersebut lewat fitur Peduli Lindungi yang ada di aplikasi Gojek. Seharusnya sama saja.

Waktu Scan QR Code Peduli Lindungi

Kemarin, aku hanya scan QR Code saat akan masuk stasiun. Setelah scan QR Code, akan muncul jumlah total keramaian yang ada di stasiun tersebut. Saat aku scan QR Code, total keramaian mencapai 900 orang dari kapasitas 1000 orang. Tapi kelihatannya tidak sampai sebanyak itu sih.

Paginya, saat aku cek aplikasi, ternyata ada data check in dan check out yang tersedia. Saat kita scan pertama, otomatis akan terhitung sebagai check in. Dan kalau sebelumnya kita sudah check in di tempat lain, check in kedua akan otomatis menjadi waktu check out tempat pertama.

Sebagai gambaran, ini data check in dan check out yang kemarin kulakukan:



Dan karena aku tidak melakukan scan kemanapun lagi setelah dari stasiun Tangerang, pagi hari senin pukul 2.41 dini hari, aplikasi menganggap aku otomatis check out dari stasiun Tangerang.

Jadi kupikir, seharusnya kita melakukan check in dan check out di setiap lokasi yang kita kunjungi. Dengan begitu, jumlah keramaian dan waktu kunjungan akan lebih sesuai.


Persyaratan yang Tidak Diperlukan

Dua pekan sebelumnya, aku dan suami sudah berencana untuk naik Commuter Line ke Sudirman. Sayangnya, hari itu aku tidak membawa KTP. Jadi rencana kami batalkan. Tapi ternyata, saat kita akan masuk tidak ada pemeriksaan apapun.

Kita hanya perlu scan QR Code, menunjukkannya pada petugas, lalu menggunakan layanan Commuter Line seperti biasanya saja. Tidak ada cek KTP, tidak perlu menunjukkan kartu atau sertifikat vaksin, dan lain sebagainya.


Pandanganku Tentang Persyaratan Ini

Sebenarnya ada beberapa hal yang menurutku cukup aneh, merepotkan, dan mengganjal dari persyaratan ini:

1. Kartu Vaksin Tidak Diperlukan

Ada sebuah QR Code yang tertera di kartu vaksin. Aku kira, kartu vaksin ini nantinya akan mempermudah berbagai syarat terkait vaksin yang mungkin diperlukan. Semacam... kita cukup menunjukkan kartu vaksin atau QR Code di kartu vaksin saja. Lalu petugas yang akan melakukan scan atau kita melakukan scan di tempat yang tersedia.

Yah, semacam tap in dan tap out saat akan menggunakan layanan commuter line sih. Atau scan barcode saat melakukan pembayaran menggunakan dompet digital. Tapi sepertinya aku masih terlalu berharap banyak. Haha

2. Siapa Saja Bisa Menggunakan Fasilitas Umum

Tentu saja ini hal yang baik. Fasilitas umum sudah seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat umum kan? Namun, berita ini rasanya lucu saja:


Seakan-akan semua hal dikembalikan ke kesadaran masyarakat, lalu pemerintah lepas tangan. Aplikasi Peduli Lindungi terasa seperti fitur atau fasilitas untuk memantau saja. Tapi tidak mampu meminimalisir penyebaran.

Selama seseorang memiliki aplikasi Peduli Lindungi, lalu melakukan scan QR Code, maka dia bisa masuk. Bahkan tidak ada pemeriksaan suhu lagi seperti sebelumnya.

Padahal, kalau prosesnya dibalik akan jauh lebih berguna. Fasilitas umum menyediakan mesin, dan pengguna cukup membawa sertifikat vaksin atau QR Code. Dengan begitu, mobilitas orang-orang yang sakit, belum divaksin, atau memiliki resiko tinggi akan lebih terkontrol.


Nah, itu sepintas pengalaman dan yang kupahami dari persyaratan naik commuter line saat ini. Kalau ada kesalahan, silakan tinggalkan komentar ya.