Setelah setahun lebih menikah, akhirnya aku tahu kalau waktu cuci piring adalah waktu kontemplasi yang lebih baik daripada saat semedi di kamar mandi. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, di antaranya:

Cuci piring tidak butuh kerja otak

Sebenarnya, hampir semua pekerjaan rumah tangga gak terlalu perlu kerja otak. Kecuali masak. Meracik bumbu dapur dan bahan masakan jadi rasa yang bisa diterima lidah itu ternyata kerja kreatif. Dan tentu saja kerja kreatif perlu berpikir. Jadi jangan meremehkan ibu rumah tangga yang masak setiap hari ya!

Balik lagi ke cuci piring. Cuci piring sebagian besar adalah gerakan repetisi sampai semua peralatan makan dan masak bersih cling. Ditambah lagi, air segar yang mengalir bergantian dengan sabun itu menenangkan. Kombinasi sempurna untuk merenung!

Cuci piring perlu dua tangan

Berbeda dengan semedi di kamar mandi, cuci piring perlu dua tangan untuk bekerja sama. Jadi, tidak ada namanya scroll timeline sosial media setengah sadar. Cuci piring perlu dua tangan. Jadi, tidak ada pengalih pikiran yang mendistraksi.

Alhasil, pikiran bisa lebih bebas berkelana. Kontemplasi, merenung, mikirin masak apa hari ini, dialog sama inner child, bahkan nangis dramatis sambil cuci piring itu nikmat banget! Kaya Marshanda di Kisah Sedih di Hari Minggu. Tua banget ya referensinya? Haha

Yaudah begitu. Selain saat cuci piring, kapan ya waktu paling nikmat buat kontemplasi?