Beberapa hari lalu, tanpa sengaja aku menemukan video tentang seseorang yang berhenti bermain sosial media selama satu tahun. Tak lama setelah itu, aku menemukan video soal Gen Z yang berhenti menggunakan smartphone.

Lalu, aku jadi terpikirkan soal hari-hari sebelum smartphone masuk ke hidup kita sedalam ini. Apa yang aku lakukan sebelumnya? Bagaimana aku menghabiskan waktu? Apa yang biasa kulakukan saat merasa bosan? Dan hal-hal lain semacam itu.


Kita Tidak Sepenting Itu, Akui Saja

Sambil berpikir seperti itu, aku jadi menyadari bahwa ada banyak hal tidak penting yang mungkin aku anggap penting. Misalnya kehadiran di zona digital, sebutlah Instagram. Sebenarnya, kalau aku menghilang selama beberapa bulan, memangnya ada yang akan sadar?

Lebih dari itu, mungkin aku hilang satu tahun pun tidak ada yang benar-benar peduli. Orang akan bertanya-tanya sejenak, kemudian melupakannya begitu saja. Biasa saja. Lagipula, keberadaanku di lini masa dan apa yang kubagikan pun sebenarnya juga tidak terlalu penting. Jadi, tidak ada aku juga tidak apa kan?

Tidak lama, aku menghapus beberapa sosial media tersier yang jarang kugunakan. Twitter, Tiktok, Facebook. Lalu log out dari akun pribadiku di Instagram. Aku tidak benar-benar menghapus Instagram tentu saja. Karena bagaimanapun, saat ini aku sedang berusaha menghidupkan akun jualanku. Tapi setidaknya, tidak banyak hal yang bisa kudapat dari sana.


Informasi yang Berlebih Ternyata Pusing Juga

Aku menyadari bahwa beberapa waktu ke belakang, aku hanya membohongi diriku. Mengatakan bahwa informasi ini penting, informasi ini bermanfaat, informasi ini menarik, dan sebagainya. Padahal, aku tidak benar-benar menggunakan informasi tersebut.

Semakin lama, informasi-informasi menarik tapi tidak berguna itu semakin banyak dan menumpuk. Lalu dia memenuhi kepalaku dan overload. Akhirnya, aku malah merasa pusing dan migrain.

Aku coba membatasi informasi yang kudapatkan satu dua hari. Dan ya, ternyata hasilnya positif juga. Kepalaku jadi lebih fresh dan ringan. Aku juga jadi tidak cepat lelah sehingga banyak hal yang bisa kulakukan pada hari itu.


Kita Butuh Waktu Sendiri

Kembali lagi ke video yang sempat kubahas di atas. Ada satu kutipan menarik yang kudapat dari video tersebut. Kata orang yang berhenti menggunakan sosial media, "Sosial Media membuat kita tidak benar-benar memiliki waktu sendiri."

Kupikir, mungkinkah yang sebenarnya kita butuh adalah waktu untuk sendiri? Menyelami pikiran kita, alih-alih memasuki kehidupan orang lain lewat sosial media?


Maybe someday I'll try to back to classic phone. Who know?

Tapi entahlah, kembali ke ponsel klasik bisa dibilang pergi dari dunia. Aku tidak tahu apakah itu akan menyakiti orang lain atau tidak. Tapi kalau memang benar-benar perlu, mungkin aku akan melakukannya.