Sejujurnya, pikiran ini sudah ada sejak lama sekali. Datang setiap malam, menjelang tidur. Tapi sering kali, aku terlalu takut menuliskannya. Meski ingin. Sebab kupikir, menulis hal ini bisa membantuku berhenti memikirkannya.


Why People Keep Dead Body

Ada banyak cerita yang mengisahkan tentang seseorang yang menyimpan tubuh orang yang dikasihinya. Meski orang tersebut sudah lama meninggal.

Dulu, gagasan ini terasa begitu absurd. Namun, beberapa waktu belakangan, aku mulai memahaminya.

Bahkan, aku mulai memikirkan hal tersebut. Kalau orang yang kukasihi tiada, apa aku bisa merelakannya? Mungkin aku akan membiarkannya tetap ada di sisiku sampai batasnya. Seperti induk kera membawa jasad anaknya, hingga tidak bisa dibawa lagi.


Gagasan Tentang Kematian

Gagasan tentang kematian membuatku takut lebih dari apapun. Takut kehilangan orang terkasih, takut tidak cukup baik untuk meninggal dan nantinya berakhir di neraka, takut kesepian dalam kegelapan, dan sebagainya.

Pikiran ini juga yang membuatku takut hamil. Mungkin.

Membayangkan ada bakal kehidupan dengan ukuran mikroskopis yang semakin membesar, terasa begitu menyeramkan. Mungkin ajaib bagi banyak orang. Tapi bagiku, masih cukup menegangkan.

Lalu pertaruhan saat melahirkan? Rasa sakit yang tak tertahankan saat lahir normal. Atau sendirian di ruang operasi jika lahiran caesar. Aku masih belum berdamai dengan itu. 


Gagasan Tentang Hidup Selamanya

Terkadang, karena terlalu takut dengan kematian, aku juga membayangkan perkara hidup selamanya. Melihat perkembangan teknologi, melihat pertumbuhan manusia, dan sebagainya. Sepertinya cukup menantang.

Tapi manusia tidak diciptakan untuk hidup selamanya. Semakin bertambahnya usia, ketakutan kita juga bertambah. Manusia dengan bilangan usia yang lebih banyak, cenderung lebih takut pada perubahan. Khawatir pada hal-hal baru.

Tubuh manusia juga semakin melemah. Suka atau tidak suka.

Kadang aku berpikir, bagaimana kalau aku hidup sebagai mesin saja? Tidak menua. Mungkin berkarat. Tapi bisa abadi kalau spare part-nya diganti.

Namun, hidup tidak sesederhana itu. Selalu ada resiko atas segala sesuatu. Hidup selamanya bisa jadi tidak menyenangkan. Kehilangan orang tersayang berulang kali. Dan kalau semua manusia abadi, bumi akan terlalu penuh.

Dan mungkin zaman tidak akan maju atau berkembang. Sebab terlalu banyak manusia-manusia tua yang bersikukuh dengan cara-cara lama.


Aku tidak tahu bagaimana harus merasa soal kematian dan segala resikonya. Kita tidak pernah punya cerita dari orang-orang yang mati. Namun aku masih mencari. Mungkin suatu hari aku akan tenang karena mampu menerimanya sebagai keniscayaan. Atau mungkin aku akan lebih tenang karena Tuhan menjelaskannya demikian.

Aku tidak tahu. Aku masih mencari.