Jadi, dalam pencarian mencari apa yang bisa kuperbaiki dan perjalanan menemukan inner child, aku bertemu dengan konsep Love Style dari Milan & Key. 

Sebenarnya, ada banyak pembahasan mengenai hal ini. Tapi kalau dicari dalam bahasa Indonesia, umumnya hanya 5 Love Style atau Attachment Style saja yang dibahas. Mungkin kamu juga sudah sering mendengar beberapa di antaranya. Jadi, kali ini aku singkat saja ya sebagai gambaran.

Umumnya, hanya 5 tipe love style saja yang sering dibahas. Yaitu Pleaser, Victim, Controller, Vacillator, dan Avoider. 



Love Style Ke-Enam

Lalu, aku jadi bertanya-tanya, ada tidak sih tipe love style yang sehat? Apa mungkin seseorang tidak memiliki satu pun dari tipe love style tersebut? Karena rasanya sedih saja kalau semua orang memiliki setidaknya satu tipe cinta itu saja.

Selain itu, rasanya sedih juga kalau semua orang memiliki luka masa lalu. Artinya, sebaik apapun nanti kita jadi orang tua, anak akan selalu memiliki lukanya, dong?

Syukurnya, ketika aku melihat halaman website How We Love, ada satu tipe cinta lagi yang sejak kemarin luput kuperhatikan. Yaitu tipe Secure Connector.


Ciri-Ciri Seorang Secure Connector

5 Love Style menurut Milan & Key pada dasarnya menunjukkan luka emosional yang dimiliki seseorang di masa kecilnya. Sementara, seorang secure connector justru menunjukkan sebaliknya. Berikut ini adalah beberapa ciri yang dimiliki seorang secure connector:

1. Nyaman dengan hubungan timbal balik

Sebuah hubungan memang sejatinya berisi hubungan timbal balik. Seorang secure connector memahami bahwa mereka perlu saling memberi dan menerima secara seimbang untuk menjaga hubungan yang sehat.

2. Memahami kekurangan dan kelebihan

Mereka memahami bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan. Baik dirinya sendiri ataupun pasangannya. Mereka menerima kekurangan dan kekurangan dengan tidak berlebihan dan tanpa merendahkan diri sendiri atau orang lain.

3. Mampu melakukan self-reflection

Seorang secure connector mampu menyampaikan apa yang mereka perlukan dan rasakan melalui komunikasi yang baik.

4. Mampu menyelesaikan masalah dengan baik

Mereka memahami bahwa setiap orang memang tidak sempurna. Karena itu, mereka mampu meminta maaf saat mereka salah. Mereka juga menganggap bahwa konflik adalah bagian dari proses pendewasaan.

5. Mampu menetapkan batasan

Seorang secure connector tidak mengalami kesulitan untuk menetapkan batasan. Mereka juga tidak ragu untuk mengatakan "tidak" walaupun tahu hal tersebut bisa membuat orang lain tidak nyaman.

6. Nyaman dengan situasi

Mereka juga bisa mudah nyaman dengan situasi yang baru, berani mengambil resiko, dan mampu menunda kesenangan.

7. Mudah meminta bantuan

Saat seorang secure connector merasa kecewa atau tidak nyaman, mereka tahu kepada siapa mereka bisa meminta tolong.


5 Love Style Menurut Milan & Key

Sebagai gambaran, berikut ini adalah tipe love style lainnya:

The Pleaser (Si Penyenang)

Tipe the Pleaser biasanya hidup dengan orang tua yang sangat protektif atau orang tua yang pemarah dan mudah mengkritik. Karena itu, mereka selalu berusaha menjadi anak yang baik untuk menyenangkan orang tuanya.

Seiring waktu, mereka tumbuh sebagai orang dewasa yang selalu berusaha menyenangkan orang lain. Tapi sering kesulitan mengekspresikan perasaan dan kebutuhan mereka sendiri. 

The Victim (Si Korban)


The Victim tumbuh di keluarga yang berantakan atau abusif. Karena itu, mereka terbiasa untuk bersembunyi di bawah radar dan memaklumi hal yang tidak dapat dimaklumi. Kadang, mereka membangun imanjinasi untuk menjaga kewarasan atau mengurangi penderitaan yang mereka rasakan.

Sebagai orang dewasa, mereka tumbuh dengan self esteem yang rendah, struggle dengan depresi dan kecemasan, atau beresiko menikahi orang yang abusif lagi karena merasa hal tersebut wajar.

The Controller (Si Pengontrol)


The Controller bisa jadi tumbuh dalam keluarga yang tidak dapat memberikan rasa aman. Atau ketakutannya akan sesuatu tidak mendapat validasi. Akhirnya, mereka terbiasa melindungi diri sendiri dan menganggap kemarahan dan intimidasi sebagai kekuatan.

The Vacillator (Si Peragu)


The Vacillator umumnya tumbuh dengan orang tua yang sulit diprediksi. Mereka merasa bahwa mereka bukan prioritas bagi orang tuanya dan pelan-pelan merasa terabaikan. Ketika orang tuanya siap untuk memperhatikan, mereka sudah merasa terlalu lelah atau marah karena lama menunggu.

Sebagai orang dewasa, the Vacillator mendambakan hubungan yang ideal dan konsisten. Namun, ketika pasangannya tidak dapat mencapai standar yang mereka tetapkan, the Vacillator merasa kecewa dan marah.

The Avoider (Si Penghindar)


The Avoider tumbuh dalam keluarga yang cuek dan independen. Akhirnya, mereka belajar untuk mengurus dirinya sendiri. Seiring waktu, mereka cenderung menghindari hubungan dan tidak nyaman dengan emosi atau kebutuhan orang lain. Mereka senang menjaga segalanya sederhana.


Kalau kamu penasaran kamu termasuk tipe apa, kamu bisa cek langsung ke website How We Love dan mengisi kuis yang ada di situs tersebut.