Sejak dulu, aku diajarkan bahwa ada hak orang lain dalam diri kita. Dan hal ini diatur oleh Islam dengan sangat baik sekali. Zakat, infaq, qurban, dan amalan-amalan lain semacamnya. Selalu ada hak orang lain di dalam diri kita.

Tapi hari ini, aku jadi memikirkan ulang tentang itu.

Tidak, aku bukannya meragukan pentingnya zakat, infaq, qurban, dan lainnya. Tentu saja karena hal tersebut sudah jelas. Dalam harta kita, setidaknya ada 2,5% hak orang lain di dalamnya.

Tapi bagaimana dengan waktu? Apakah hak orang lain di dalam diri kita juga hanya 2,5% dari waktu yang kita punya? Kalau dikonversi, kurang lebih sekitar setengah jam dalam satu hari. Angka yang sangat sedikit ya? Tapi apa kita sudah menginfakkan setengah jam tersebut setiap harinya?

Atau malah lebih dari itu? Apa kita memberikan lebih banyak waktu kita untuk orang lain dibandingkan diri sendiri? Lalu dimana hak diri kita sendiri? Hak untuk menjadi prioritas, misalnya. Bukankah kalau kita mendapatkan lebih sedikit dari hak kita seharusnya, akan ada perasaan aneh yang tidak nyaman?

Kupikir, kita perlu meninjau ulang waktu yang kita gunakan. Menjalaninya secara seimbang. Bukan hanya soal kuantitas waktu saja, tapi juga kualitas di dalamnya. Memberikan hak orang lain secukupnya. Memberikan hak diri sendiri juga secukupnya.

Bisa kan?