Beberapa waktu lalu, seorang teman bercerita kalau dia merasa pusing saat membuka sosial media. Katanya, bisa jadi karena dia tahu terlalu banyak. Tidak terlalu salah sih.

Arus informasi saat ini memang deras sekali. Bahkan mungkin lebih deras dari hujan di hari deras sekalipun. Hampir semua sosial media menawarkan informasi menarik. Ditambah lagi, fungsi algoritma menjadikan informasi yang datang hampir semuanya menarik perhatian kita. Rasanya kita perlu, tapi sebenarnya tidak juga.

Bisa jadi, kita tahu lebih banyak dari yang kita perlu. Tapi kita tidak punya cukup sarana untuk berbagi. Karena itu, sakit kepala, burn out sosial media, dan hal-hal lain datang tanpa bisa dikendalikan.

Tapi... sudahkah kamu mencoba menulis?

Menulis membantu kita merapikan kembali apa yang dirasa perlu dan tidak perlu. Merapikan kembali susunan informasi di kepala, sekaligus mengeliminasi informasi-informasi yang mungkin tidak terlalu diperlukan.

Menulis juga membantu kita menata ulang informasi yang datang. Menciptakan ruang untuk informasi baru. Jadi, saat kita membaca atau menerima sesuatu, kita tidak menerimanya dalam kondisi penuh lagi.

Menyadari hal itu, aku memutuskan untuk mulai menulis hal-hal menarik yang tanpa sengaja kutemukan di sosial media. Ditambah lagi, beberapa informasi tersebut kadang kala relatif sulit untuk dicari ulang. 

Selain berbagi, aku juga jadi bisa menyimpan ulang memori menarik yang kutemukan di luar kepala. Dengan begitu, kepalaku tidak menjadi penuh-penuh amat lagi.