Belakangan, aku mulai memikirkan kematian. Tidak tahu kenapa. Kadang rasanya takut, seringkali cemas. Tapi, siapa sih yang tidak khawatir dengan kematian?

Kemudian aku bertemu sebuah kalimat yang terasa semakin relate. Bukan kalimat baru, tapi rasanya lebih bermakna saat didengar hari ini:

"Hidup itu singkat, dunia itu luas."

Banyak interpretasi yang terpikirkan saat mendengar kalimat itu hari ini. Dan sepertinya aku akan menulis hal itu kali ini. Tidak sesuai tema memang, tapi ya tidak apa lah.

Kehidupan Ratusan Tahun Lalu, Ratusan Tahun Mendatang

Saat masih kuliah, jalan di depan kosanku berbatu. Bukan sekadar kerikil kecil, tapi bebatuan besar. Kalau membawa motor pulang kuliah sambil ngebut, bisa dijamin shock breaker-nya akan cepat rusak. Suatu hari, muncul rumor kalau jalan di depan kosan akan diaspal. Sebuah kabar baik. Sayangnya, sampai dengan aku pindah kos dan lulus, rencana tersebut belum terealisasi.

Lalu aku terpikirkan soal sesuatu yang lebih panjang, lebih jauh. Tentang kehidupan manusia dan perkembangan yang muncul di perjalanannya. Kita bisa melihat masa lalu dari catatan sejarah, cerita-cerita, dan mungkin juga film.

Meski tidak terlalu tepat, tapi ada gambaran tentang itu. Apa yang mereka pikirkan, bagaimana kehidupan yang mereka jalankan, pemikiran yang berkembang, hiburan yang ada, teknologi yang bermunculan, dan banyak hal lainnya. Bagiku, itu sesuatu yang menarik juga tidak terbayangkan.

Di masa lalu, ada banyak hal yang belum ditemukan, belum berkembang. Sesuatu yang tidak terbayangkan bagaimana manusia bisa hidup dengan segala keterbatasan itu. Listrik misalnya. Kalau kita kembali ke masa lalu, mungkin kita akan kesulitan hidup tanpa curahan listrik. Waktu dan belajar jadi jauh lebih terbatas.

Walaupun, tentu saja ada hal-hal yang menarik untuk disyukuri. Seperti kebutuhan hidup yang bisa dipenuhi dari ladang sendiri, waktu kerja yang terbatas, kehidupan yang sederhana, dan sebagainya.

Lalu aku membayangkan bagaimana jadinya beberapa ribu tahun atau beberapa ratus tahun dari sekarang. Semudah apa kehidupan yang akan datang nanti? Sayangnya, usiaku terlalu pendek untuk bisa melihat perkembangan tersebut secara langsung.

Kehidupan Manusia Sangat Singkat, Akhirat Sangat Panjang

Memikirkan kemungkinan-kemungkinan di masa lalu dan masa depan membuatku menyadari betapa banyaknya manusia yang hidup sejak Adam dan Hawa turun ke bumi, sampai dengan kiamat nanti. Banyak sekali. Bahkan terlalu banyak untuk dibayangkan.

Dibandingkan dengan usia bumi saja, usia kita tidak ada sepersepuluhnya. Apalagi dibandingkan dengan usia alam semesta. Lalu bagaimana jika dibandingkan dengan masa di akhirat yang katanya satu hari sama dengan 1000 tahun dunia?

Ada banyak hal yang kita tidak tahu. Ada banyak hal yang kita telah lewatkan dan akan kita lewatkan. Dan tidak mungkin kita bisa berusia panjang, apalagi abadi. Jika bahkan melalui penuaan saja kita tidak sanggup melawan.

Sedih sekali. Dan di atas semua itu, apa tidak lebih sedih menyadari bahwa kita sebegitu sombong dengan waktu?