Saat masih di usia yang lebih muda, aku sedikit tidak paham kenapa orang yang belajar atau menuntut ilmu termasuk orang yang berjihad. Dalam makna, berjuang di jalan Allah. Bersama-sama dengan orang yang berperang, ibu yang melahirkan, dan beberapa perkara sulit lainnya.

Seiring waktu, aku mulai menyadari bahwa belajar bukanlah zona nyaman. Untuk bisa tetap belajar, ada banyak pengorbanan dan perjuangan yang dilakukan. Semakin bertambah usia, semakin sulit juga mempertahankan kebiasaan belajar.

Belajar, menuntut ilmu, setidaknya ada dua hal yang harus dikorbankan, yaitu harta dan waktu.

Saat kita masih ada di usia yang lebih kecil, dua hal ini mungkin tidak terlalu terasa. Kita bebas belajar dengan bantuan dana dari orang tua. Beberapa sekolah bahkan tidak menetapkan biaya pendidikan untuk siswanya. Peluang beasiswa pun ada banyak untuk beberapa tingkat pendidikan. Jadi, kita bisa menuntut ilmu tanpa memikirkan hal-hal seperti itu.

Saat kita masih ada di usia yang lebih muda, perkara waktu juga bukan masalah besar. Kita punya lebih banyak waktu untuk tidak memikirkan apapun. Konsentrasi dan kesibukan kita sepenuhnya berpusat di sekolah dan hal-hal di sekitarnya. Belajar bukan perkara yang harus mencuri-curi waktu. Bahkan sering menjadi alasan untuk tidak melakukan sesuatu, pekerjaan rumah, misalnya.

Meskipun tentu saja, ada beberapa anak yang harus merasakan pengorbanan harta dan waktu untuk belajar. Bahkan sejak usianya masih relatif muda. Tapi yah, tidak terlalu banyak juga.

Seiring pertambahan usia, belajar jadi sesuatu yang lebih sulit. Prioritas kita mulai bergeser. Tuntutan kehidupan dan beragam hal lain membuat alokasi harta dan waktu kita tidak lagi diprioritaskan untuk belajar.

Di samping itu, semakin bertambahnya usia, kita mulai mengenal zona nyaman. Merasa aman dengan sesuatu yang kita sudah tahu sebelumnya. Merasa aman dengan sesuatu yang tidak berubah. Dan belajar seringkali membawa perubahan. Meskipun hanya perubahan kecil, tapi tetap saja ada perubahan.

Lalu, seiring pertambahan usia, semakin sedikit guru dengan usia yang sama atau lebih tua dari kita. Dan belajar dari orang yang lebih muda adalah tantangan tersendiri. Menyadari bahwa kita tidak lebih tahu dari orang yang lahir beberapa tahun setelah kita seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman.

Belum lagi kemampuan mengolah informasi yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Berbagai perubahan-perubahan kecil itu membuat belajar menjadi sesuatu yang rumit. Membuat kita menyadari kalau belajar bukanlah zona nyaman. Karena itu, tidak heran kalau belajar dikatakan sebagai suatu jihad.

Tidak heran juga kalau anjuran belajar adalah dari buaian sampai liang lahat. Sebab memang seperti itulah. Berhenti belajar membuat proses belajar menjadi jauh lebih berat. Dan mempertahankan iklim dan kebiasaan belajar juga bukan hal yang mudah.

#30dwcjilid29