Runa Aviena - Mimpi

Mungkin ini terdengar klise. Apalagi jika diucapkan oleh perempuan yang usianya sudah lewat seperempat abad. Tapi siapa peduli? Umur adalah soal angka. Pada akhirnya yang menentukan adalah seberapa banyak input informasi dan pengalaman yang kita dapatkan kan?

Bagiku, mimpi selalu punya caranya sendiri untuk menunjukkan arah. Meski kadang-kadang melelahkan juga untuk terus berjalan, tapi kalau kita tidak punya harapan, maka berakhir kan? Orang yang tidak punya harapan tidak akan punya cukup kemauan dan kekuatan untuk berjalan. Meskipun secara logis orang tersebut masih sehat dan bugar.

Kadang kala, aku juga lelah untuk terus menyusuri jalan yang kuimpikan. Ada waktu dimana aku ingin beristirahat saja. Menyelesaikan segalanya. Tapi, ketika berpikir bahwa aku akan menyerah, rupanya aku tidak sanggup juga. Ada perasaan berkhianat pada diri sendiri dan orang-orang yang percaya.

Tiba-tiba saja, gambaran aku di masa depan yang sedang menyesali keputusanku tergambar jelas. Sampai aku ingin menangis dan tidak sanggup untuk berhenti.

Mimpi. Mungkin kata sederhana itu yang membuatku selalu bisa berjalan lagi. Mungkin kata sederhana itu yang entah bagaimana memberi tenang dalam jenuhku. Mungkin kata sederhana itu yang selalu mampu membuatku yang hampir menyerah akhirnya malu-malu memulai lagi.

Aku yakin setiap orang punya satu kata yang membuatnya bisa kembali kuat. Mungkin itu mimpi, mungkin itu keluarga, mungkin itu cinta. Sesuatu yang tidak peduli sedalam apa dia terjatuh, dia selalu punya kekuatan lagi untuk bangkit. Sesuatu yang tidak peduli sebosan apa dia melakukan sesuatu, dia tidak pernah sanggup untuk pergi.

Tidak ada satu kata yang lebih baik atau lebih buruk. Sebab setiap orang pada dasarnya berbeda. Yang memotivasi kita pun tentu saja akan berbeda. Tapi, semoga saja, kita tidak pernah kehilangan satu kata itu sampai kapanpun.