Runa Aviena - Jujur

Ketika iseng mencari bahan tulisan, tiba-tiba pertanyaan ini muncul:

Apa kejujuran pernah jadi sesuatu yang buruk?

Jawaban pertama yang muncul, tentu saja tidak. Tapi jika dipikirkan lagi, apa dalam salah satu babak kehidupan, kita pernah bersikap jujur dan mendapatkan hal buruk sebagai balasan? Kupikir, tentu saja pernah. Tidak setiap hal baik akan memberikan timbal balik yang baik pula. Dan itu bukan sesuatu yang aneh juga.

Bersikap jujur, mengatakan kejujuran tidak selalu membawa kepada kebaikan. Kesalahpahaman selalu mungkin terjadi. Dan kadang kala, kalau waktunya terlalu sempit, simplifikasi jawaban, atau jawaban yang tidak sepenuhnya jujur seringkali lebih menyelamatkan.

Apakah kemudian yang buruk adalah kejujuran?

Sama seperti hal-hal lain di dunia, tidak ada yang sepenuhnya buruk. Juga tidak ada yang sepenuhnya baik. Begitu pula kejujuran. Bukan sikap jujur yang membuatnya salah. Bisa saja stigma atau asumsi orang yang mendengar, bisa juga kondisi, sikon, atau cara penyampaian orang yang bicara.

Aku pribadi pun kadang kala berusaha untuk tidak menjadi jujur sepenuhnya. Tentu saja bukan berarti aku akan berbohong. Tapi, aku merasa kalau aku perlu belajar memilah informasi. Mana yang perlu aku sampaikan, dan mana yang sebaiknya aku simpan.

Beberapa tahun belakangan, aku menyadari bahwa aku cenderung menjelaskan sesuatu secara berlebihan. Over-explanation. Dan ternyata, hal tersebut tidak baik juga. Orang lain seringkali tidak membutuhkan jawaban dan penjelasan sepanjang itu. Jadi, meskipun tidak berarti harus berbohong, mungkin kita tetap perlu belajar jujur secukupnya.